PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mie merupakan produk pasta atau
ekstrusi. Menurut Astawan (2008), mie merupakan produk pangan yang dibuat dari
adonan terigu atau tepung lainnya sebagai bahan utama dengan atau tanpa
penambahan bahan tambahan lainnya. Dalam upaya diversifikasi pangan, mie dapat
dikategorikan sebagai salah satu komoditi pangan substitusi karena dapat
berfungsi sebagai bahan pangan pokok. Menurut Juniawati (2003), mie merupakan
produk pangan yang sering dikonsumsi oleh sebagian besar konsumen baik sebagai
sarapan maupun sebagai makanan selingan.
Produk mie yang
telah dikenal oleh masyarakat yaitu mie basah, mie mentah, mie kering dan mie
instan. Produk-produk mie saat ini telah mengalami perkembangan dengan variasi
campuran antara terigu sebagai bahan baku utama dengan bahan-bahan lain seperti
umbi-umbian, kacang-kacangan dan sayur-sayuran yang tentu saja dapat
meningkatkan kandungan gizi mie tersebut.
Pemanfaatan
umbi-umbian dan kacang-kacangan di Indonesia sebagai bahan campuran pada
pembuatan mie masih sangat rendah. Hal ini terlihat dari konsumsi masyarakat
yang luas terhadap umbi-umbian tetapi hanya untuk diolah dalam bentuk yang
sederhana saja seperti direbus, digoreng, dan lain sebagainya.
Salah satu jenis
umbi-umbian dan kacang-kacangan dan olahannya yang dapat divariasikan pada
pembuatan mie yaitu ubi jalar dan tepung tapioka. Ubi jalar dan memiliki prospek yang sangat besar sebagai
bahan baku industri pangan. Kandungan kimia ubi jalar cukub baik untuk
dijadikan bahan pangan. Sebagai bahan pangan sumber energi, tiap 100 g ubi
jalar mampu menyediakan energi sebesar 123 kalori. Ubi jalar selain menyediakan
energi yang tinggi yang sebagian besar dalam bentuk karbohidrat, juga mempunyai
kandungan karoten, asam askorbat, niacin, riboflavin, thiamin dan mineral yang
tinggi.
B. Rumusan Masalah
Penambahan ubi jalar yang telah dikukus dan tepung tapioka sebagai bahan tambahan
gizi dan subtitusi untuk mie belum diketahui, sehingga pada pembuatan mie yang
akan dikeringkan (mie kering) perlu diketahui perbandingan (persentase) yang
tepat untuk menghasilkan mie yang baik (tekstur: Kekenyalan, tidak mudah putus;
Warna yang menarik) juga memiliki kandungan gizi yang lebih baik dari produk
mie umum yang ada, serta dapat diterima oleh konsumen.
C. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas penelitian ini
bertujuan untuk :
1. Untuk mencari perbandingan bahan dasar pembentuk mie
yangoptimal agar diperoleh mie yang baik sehingga memiliki kandungan giizi yang
baik dari produk mie umum yang ada, serta dapat diterima oleh konsumen.
2. Kegunaan
penelitian ini adalah sebagai informasi bagi mahasiswa dan masyarakat mengenai
pemanfaatan ubi jalar dan kacang tunggak sebagai bahan tambahan dan subtitusi
pada produk mie.
0 komentar:
Posting Komentar